Kamis, 04 Mei 2017

Tragedi Nek Salmah






Malam itu aku pulang, menyusuri lorong yang tak begitu panjang
Bulan menemani langkahku dengan sinarnya
Dingin menusuk tulang
Ku lingkarkan kain tipis pada leher

Sejenak langkah terhenti..
Saat melintas depan rumah berdinding anyaman bambu
Lirih ku dengar rintihan.. benarkah itu rintihan.. atau..
Yah.. itu rintihan Nenek Salmah..

Kudekati pintu yang terlihat sedikit terbuka
Kupanggil lirih namanya
Tak ada sahutan.. hanya rintihan..
Mungkin Nek Salmah sakit

Perlahan ku langkahkan kaki masuk rumah tua itu
Pandanganku terhenti saat ku saksikan Nek Salmah.. mungkin meregang nyawa..
Cepat aku keluar dan memanggil para tetangga..
Sebentar saja mereka berdatangan

Tapi terlambat.. Nek Salmah telah pergi.. selamanya..
Danu, Doni dan Dodi.. kenapa tega kalian tak pernah datang?
Kemewahan dunia telah membutakan mata hati.. hingga Ibu sendiri terlupakan
Kini kalian tak perlu lagi susah payah menjenguk..

Sebab Nek Salmah telah pergi membawa penyakit dan lapar yang menemani..!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar