Seorang teman datang berkunjung ke pondokku sore ini
Kami bercerita tentang apa saja.. maklum sekian tahun tak bertemu
Dia bercerita tentang buah hatinya Betapa bangganya ia akan anaknya
Seorang anak lelaki yang telah menyelesaikan studinya di luar negeri
Menyandang titel sarjana, tampan pula wajahnya
Dan kini meneruskan usaha keluarga yang terbilang punya nama di kota kami
Yah.. Ibu mana yang tak sukacita punya anak pandai dan berpendidikan tinggi?
Setelah teman berpamitan, aku termenung sejenak...
Dua putraku tak dapat menyelesaikan pendidikan hingga sarjana
Seorang lagi, si bungsu baru di sekolah menengah pertama
Sejak mereka di sekolah dasar sudah membantuku mencari pundi penyambung hidup
Dari menjual roti buatan kami hingga membantu pekerjaan tetangga
Kini dua putraku telah bekerja
Si sulung berprofesi sebagai fotografer, putra ke dua sebagai kepala toko, si bungsu lumayan berprestasi di sekolah
Bukan pekerjaan dan prestasi yang waah.. hanya biasa saja
Tapi aku sangat bersyukur.. mereka anak yang tangguh
Selepas sekolah tak ada yang meminta biaya padaku
Segala keperluan mereka tanggung sendiri termasuk biaya tempat tinggal
Aku berterimakasih pada Tuhan tiada henti
Walau bukan dari keluarga berada, mereka tak malu
Semangat mereka membuatku senantiasa tersenyum dan bahagia
Sebagai orang muda mereka sempat tergoda mencoba hal yang nakal
Tetapi tak ada yang mereka sembunyikan dariku dan aku memaafkan
Nak.. Bunda bersyukur
Kalian anugerah terindah dalam hidup ini
Walau tak bergelimang harta tapi kalian mampu tunjukkan pada dunia
Bahwa putraku mampu berdiri di atas kaki sendiri
Tanpa meminta belas kasihan dari mereka
Nak.. jangan pernah menyerah.. Malaikat Tuhan senantiasa sertamu
Bunda Bangga Punya Kalian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar