Sabtu, 29 April 2017

Rasa Tak se'Merdeka Katanya





Surtini namaku, tinggal di bumi bernama Polkadot

Gadis remaja desa anak Pak Karso

Saban hari kerjaku angon kambing milik juragan Badri

Setahun lalu rasa cintaku tertambat di hati Gimin

Pemuda kampung pedagang gorengan keliling

Lelaki  itu menyatakan pula rasa sayangnya padaku

Tapi apa daya kami hanya dapat saling mencinta dalam bayang

Aku dan Gimin berbeda suku serta keyakinan

Aku dan keluargaku meyakini bintang, sedang dia juga orangtuanya yakin akan bulan

Aku dari suku buah persik dan dia srikaya

Jangankan berharap naik ke pelaminan berhias bunga sepatu, bergandeng tangan saja takut di cela

Bumi Polkadot tak mengijinkan pernikahan beda suku dan keyakinan

Saat mengikat janji suci haruslah satu paham dalam meyakini

Sambil angon kambing sering aku merenung di bawah pohon randu

Katanya kita tinggal di bumi MERDEKA... yang menghargai hak asasi setiap penghuni

Tapi mengapa aku dan Gimin tak memperoleh kemerdekaan itu?

Haruskah rasa cinta di persalahkan? sayang kami di kambing hitamkan?

Setahuku cinta tak mengenal apa dan kepada siapa

Dia datang begitu saja tanpa mampu di cegah dan di minta

Kami tak buta dalam mencinta, kalaulah cinta buta pastinya terlanggar sudah norma-norma

Mana arti kata MERDEKA, ketika kami di paksa tanggalkan salah satu keyakinan saat cincin janji suci tersemat?

Haruskah kami mengubah keyakinan hanya agar dapat mengarungi bahtera kehidupan bersama?

Semurah itukah harga keyakinan kami?

Seharga cincin bertengger di jemari

Haruskah kami berdua berubah meyakini awan yang tak di yakini siapapun…

Dan halilintar yang menikahkan, di saksikan  mendung dan hujan?

Agar tak ada pihak keluarga kami yang di menangkan?

Aneh… katanya kita manusia punya hak asasi, tapi kadang kurasa hak itu hanya katanya

Aneh… kalau memang tak boleh ada pernikahan beda suku dan keyakinan di bumi Polkadot…

Mengapa si pencipta bumi itu mengadakan berbagai bentuk di alam semestanya?

Mengapa manusia di bumi polkadot punya sejarah berbeda dalam meyakini?

Pikirku… bulan, bintang, matahari, dan awan saja dapat saling melengkapi keindahan di langit

Bayanganku… cenil, klepon, parutan kelapa dan gula merah bisa saling memaniskan dalam tenggorokan walaupun tak sama rupa

Tapi… peraturan tetaplah peraturan

Aku cuma gadis remaja yang bisanya hanya berpikir tanpa berani menyuarakan..

Bahwa rasaku bagi kata MERDEKA tak SE’MERDEKA katanya

Sudahlah… biarkan saja cinta terganjal pada ke'MERDEKA’an kata

Walau airmata darah meleleh di luka hati, terpuruk merindu di bawah pohon kenari..!

Aku capek... Gimin lelah… selelah tuanya bumi Polkadot..!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar